Kaesang Pangarep Menghadapi Dilema Politik: Elektabilitas Rendah di Jakarta, Tantangan Berat di Jateng

Kaesang Pangarep Menghadapi Dilema Politik: Elektabilitas Rendah di Jakarta, Tantangan Berat di Jateng

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, tengah berada dalam situasi dilematis menjelang Pilgub 2024. Elektabilitas Kaesang di DKI Jakarta hanya mencapai 1%, sementara Jawa Tengah, yang dikenal sebagai ‘kandang banteng’ karena dominasi PDIP, juga menghadirkan tantangan tersendiri.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyatakan bahwa Kaesang memiliki peluang lebih besar untuk diusung sebagai calon gubernur Jawa Tengah dibanding Jakarta, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Namun, hal ini juga membawa masalah baru, terutama terkait dukungan partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju.

“Jika Kaesang maju di Jawa Tengah, partai-partai koalisi harus meralat dukungan politiknya yang sebelumnya menyebut nama Irjen Ahmad Lutfi sebagai kandidat dalam Pilgub Jateng,” kata Adi kepada wartawan pada Rabu (17/7/2024).

Adi menambahkan bahwa Kaesang akan menghadapi perlawanan keras dari PDIP di Jawa Tengah. PDIP, menurutnya, akan berjuang habis-habisan untuk mempertahankan kekuasaan di wilayah tersebut.

“PDIP akan melipatgandakan kekuatannya sebagai upaya untuk melawan trah politik Jokowi, yang mana Kaesang termasuk di dalamnya,” jelas Adi.

Semangat PDIP untuk bertarung akan semakin meningkat jika Kaesang diusung dalam Pilgub Jateng. Dengan Jokowi tidak lagi menjabat sebagai Presiden, PDIP diperkirakan akan semakin gigih dalam melawan Kaesang.

Di sisi lain, Kaesang juga menghadapi tantangan berat jika maju di Pilgub DKI Jakarta. Elektabilitasnya jauh di bawah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang masing-masing memiliki elektabilitas 29,8% dan 20,0%.

“Kaesang harus mengkalkulasi dengan matang jika ingin maju di Jakarta karena harus melawan nama besar seperti Anies dan Ahok, yang secara elektabilitas jauh lebih tinggi,” ujar Adi.

Kondisi ini membuat Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga dalam posisi yang sulit. Mereka harus memilih antara mendukung Kaesang di Jakarta dengan elektabilitas rendah atau mengusungnya di Jawa Tengah dengan tantangan besar dari PDIP.

“Koalisi Indonesia Maju dan Kaesang dalam posisi sangat dilematis. Maju di Jakarta berarti menghadapi tantangan berat, sedangkan di Jawa Tengah, meskipun peluang lebih terbuka, eksposur politiknya tidak sebesar Jakarta,” jelas Adi.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 10-17 Juni 2024 menunjukkan duet Ahmad Luthfi-Kaesang Pangarep mendapatkan elektabilitas tertinggi dalam simulasi tiga pasangan calon di Pilgub Jateng 2024. Namun, survei Litbang Kompas terbaru di Jakarta menunjukkan Kaesang hanya mendapatkan elektabilitas 1%.

Exit mobile version